Jumat, 02 Desember 2022 - 22:58 WIB
Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi.(Istimewa)
Artikel.news, Makassar - Mengapa agama Islam diturunkan di Makkah, bukan daerah lainnya? Tentu masih banyak yang mempertanyakan hal ini.
Pakar ilmu Alquran KH Ahsin Sakho Muhammad menyampaikan pemaparan tentang hal tersebut. Dia menuturkan, maksud Islam dalam penjelasan di sini adalah Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
"Ada beberapa hal yang mungkin bisa menjadi renungan bersama. Dalam hal ini, ada ranah yang menyangkut ketauhidan. Sebelum masa Nabi Muhammad, nabi-nabi itu dari bani Israil," kata pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Qur'an, Kebon Baru, Arjawinangun, Cirebon, itu, dilansir dari Republika.co.id, Jumat (2/12/2022), yang mengutip kanal Youtube Ahsin Sakho Center.
Nabi-nabi dari bani Israil merupakan keturunan dari Nabi Ishak. Di antaranya Yakub, Daud, Sulaiman, Zakaria, Yahya, dan Isa.
Berdasarkan Alquran, bani Israil tidak mau bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengutus banyak nabi kepada bangsanya.
Mereka justru melakukan hal-hal yang tidak terpuji dan enggan bersyukur, bahkan membunuh nabinya sendiri, seperti Nabi Sya'ya, Nabi Zakaria, dan Nabi Yahya. Nabi Isa ingin dibunuh oleh orang-orang bani Israil, tetapi tidak berhasil.
Allah SWT, demikian dipaparkan Kiai Ahsin, sudah memberikan kesempatan kepada bani Israil untuk kembali ke jalan yang benar, tetapi mereka tidak demikian. Karena itu, Allah SWT ingin mengalihkan kenabian kepada keturunan Nabi Ismail yang tak lain adalah kakak Nabi Ishak dari satu bapak (Nabi Ibrahim) lain ibu.
Kiai Ahsin melanjutkan, faktor lain pemilihan Makkah sebagai tempat diturunkannya Islam kemungkinan karena Makkah saat itu adalah daerah yang sangat tandus.
Allah SWT menurunkan Islam di Makkah untuk merepresentasikan bahwa meski diturunkan di tempat yang kering kerontang, Islam bisa menciptakan peradaban.
Dahulu, Nabi Ibrahim melakukan dakwahnya di Kota Ur (sekarang Irak), tetapi di kota tersebut tidak subur untuk kegiatan tauhid. Berbeda dengan Makkah yang walaupun daerahnya kering kerontang, Islam bisa berkembang dengan kegiatan tauhidnya.
Allah SWT tidak ingin peradaban Islam menumpang pada peradaban yang sudah ada. Seandainya Islam diturunkan di Persia, berarti Islam menumpang pada peradaban Persia. Begitu pun jika Islam diturunkan di Romawi. Namun, Islam dimulai di Makkah, yang artinya dimulai dari awal.
Dengan pengalihan kenabian itu, menurut Kiai Ahsin, Allah SWT ingin agar Nabi Ismail menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar hingga kemudian bisa berkeluarga bersama istri yang berasal dari suku Jurhum.
Dari peranakan Nabi Ismail dan wanita suku Jurhum ini muncul bangsa Arab yang muta'aarib, yaitu bangsa Arab yang campuran. Bangsa Arab campuran itu menghasilkan keturunan sampai kepada Adnan, kakek Nabi Muhammad SAW dari beberapa generasi
Laporan | : | Supri |
Editor | : | Ruslan Amrullah |