Ahad, 10 April 2022 - 14:15 WIB
Japelidi Gelar Kegiatan Penguatan Literasi Digital di Gowa.
Artikel.news, Gowa -- Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bekerjasama dengan Konsulat Amerika Serikat (MyAmerika) yang ada di Surabaya menggelar Penguatan Literasi Digital Pemuda di Indonesia Timur.
Kali ini, di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan menjadi daerah kedua yang beruntung mendapatkan pelatihan ini setelah Bali. Ada lima wilayah sasaran kegiatan ini, yakni Sulawesi Selatan, Maluku, NTT, Kalimantan selatan, dan Bali.
Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia menyebutkan target peserta dalam kegiatan ini sendiri sebanyak 500 anak muda dengan rentang usia 15-19 tahun.
“Mereka yang membangun bangsa kita untuk lebih maju, maka program pelatihan ini untuk penguatan kawan muda di Indonesia Timur. Tujuannya untuk membantu anak muda di Indonesia Timur dalam mengembangkan kompetensinya di Indonesia timur,” ujarnya pada pembukaan kegiatan yang digelar Sabtu (10/4/2022) via zoom.
Novi menyebut jika pelatihan ini merupakan program yang kedua dari apa yang telah dilakukan.
“Kita sudah FGD dan membuat modul. Pelatihan ini jadi bagian yang kedua. Ada juga lomba atau sayembara yang kita gelar. Informasi lengkapnya silakan melongok ke website Japelidi untuk memahami map digital di Indonesia, paparnya.
Pada Pengenalan isu literasi digital, dosen Komunikasi UGM ini menjelaskan, bahwa saat ini kita tidak bisa lepas dari internet. media sosial, dan perangkat gawai.
Kendati demikian, Novi pun menyebut jika ada beberapa tantangan yang dirangkum dari FGD yang digelar tahun lalu. Pertama, kalau menggunakan media sosial banyak yang tidak sopan.
“Banyak netizen yang suka ngata-ngatain orang body shaming, ngejek, kata kasar. Solusinya kita sebagai kawan muda ini, kita harus etis karena kita berinteraksi dengan orang lain,” kata Novi.
Kemudian, kata Novi perilaku Gaptek yang dimana saat ini masih sering ditemui adanya kurang canggih memanfaatkan media digital.
“Nggak tau ngeblok, kalau sering diinvite di whatsapp grup cara supaya tidak otomatis bagaimana, cari kata kunci untuk verifikasi, mungkin bisa tapi ndak optimal. Maka jadi cakap dan keren di media digital untuk tahu cara setting password yang kuat,” ucapnya
Selanjutnya, tantangan ketiga menurut Novi, yakni mudahnya terlena bujuk rayu penipuan digital, banyak tawaran dapat hadiah di tepon di sms dengan uang dan hadiah itu jadi iming-iming luar biasa. Keempat, kurang menghargai pemberdayaan di media digital.
“Indonesia ini suku bangsa kaya, banyak perbedaan identitas yang lain. Solusinya kita harus keren menggunakan media digital, sadar kita warga Indonesia,” paparnya.
Materi diisi oleh empat orang tim japelidi lainnya. Rita Gani dosen FIKOM Universitas Islam Bandung, Sitti Utami Rezkiawaty Kamil, Dosen Ilmu Komunikasi Fisip universitas Halu Oleo, Citra Rosalyn Anwar, dosen Teknologi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar, dan Andi Fauziah Astrid Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Dihadiri sebanyak 33 orang peserta, pelatihan ini sempat menjadi ajang curhat beberapa peserta.
Di sesi sharing banyak yang bercerita bagaimana mereka cakap digital dengan membuat konten dan mendapatkan subscriber dan viewer yang banyak. Adapula peserta yang curhat mengenai perlakuan yang tidak menyenangkan. Salah satunya Fathiyah yang disebut narsis oleh temannya.
“Waktu itu kayak buat question box terus karena banyak storynya jadi dikomen disebut narsis terus jadi introvert dan ndak mau share lagi. Komentar itu berpengaruh sekali apalagi kalau dekat dengan saya,” jelas Fathiyah.
Sekedar diketahui, melalui kegiatan ini juga diperkenalkan dua program lainnya, yaitu launching modul baru yang dikeluarkan Japelidi berjudul Lentera literasi digital Indonesia dan pengumuman lomba video kreatif.
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Ruslan Amrullah |