Ahad, 06 Maret 2022 - 18:26 WIB
Ilustrasi pengemudi Grab
Artikel.news, Makassar - Perusahaan transportasi online, Grab, mencatatkan pendapatan anjlok 445 secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 122 juta dolar AS atau sekitar Rp1,8 triliun.
Alhasil, kerugian yang diderita oleh Grab membengkak menjadi 1,1 miliar dolar AD atau setara Rp 15,8 triliun.
Decacorn asal Singapura itu menginformasikan jika pendapatan mereka menurun karena perusahaan berinvestasi terlebih dahulu untuk meningkatkan jumlah pengemudi.Ini guna mendukung pemulihan yang kuat dalam permintaan mobilitas.
“Insentif konsumen untuk mobilitas dan pengiriman juga meningkat,” demikian keterangan resmi Grab, yang dikutip dari Katadata.com, Ahad (6/3/2022).
Hal itu membuat kerugian meningkat menjadi 1,1 miliar dolar AS. Ini mencakup 311 juta dolar beban bunga non-tunai terkait saham preferen yang dapat ditukar dan ditukarkan.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan negatif 305 juta dolar. Ini karena ada peningkatan investasi berupa insentif bagi mitra pengemudi dan konsumen.
Selain itu, karena investasi strategis di bidang-bidang seperti teknologi dan layanan keuangan.
“Kami berencana untuk berhati-hati dan disiplin dalam mengalokasikan modal, karena kami menggandakan peluang pertumbuhan jangka panjang dari bisnis sesuai permintaan, periklanan, dan layanan keuangan,” Chief Financial Officer Grab Peter Oey.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |