Selasa, 18 Januari 2022 - 19:05 WIB
Petenis perempuan Arianne Hartono
Artikel.news, Amsterdam - Petenis perempuan Arianne Hartono mungkin terdengar asing bagi orang Indonesia, namun petenis keturunan Indonesia ini baru membuat publik tenis Belanda bangga.
Hal ini lantaran Arianne bakal melakoni laga debut di Grand Slam, Australia Open 2022 di Melbourne. Laporan media Belanda, nu.nl, Minggu (16/1/2022) mengangkat perjalanan Arianne hingga bisa tampil di gran slam pertamanya itu.
Arianne lolos ke Australia Open setelah meraih tiga kemenangan beruntun di babak kualifikasi. Di partai terakhir, petenis 25 tahun kelahiran Gronigen itu mengalahkan petenis Jerman Jule Niemeier, dengan skor 6-1, 1-6, dan 6-3.
Sama seperti di Indonesia, nama Arianne sendiri di publik Belanda masih sangat asing. Dari laporan nu.nl, wajar jika pecinta tenis Belanda jarang mendengar namanya.
"Dia memilih langkah besar pertamanya di luar Belanda. Arianne memilih untuk belajar psikologis di sebuah universitas Mississippi, Amerika Serikat," tulis laporan media Belanda tersebut yang dilansir dari Suara.com, Selasa (18/1/2022).
Pada 2018, ia berhasil menyelesaikan studinya. Di tahun yang sama ia dinobatkan sebagai petenis Belanda yang meraih gelar juara di salah satu kejuaraan nasional di Amerika Serikat.
Pulang ke Belanda, Arrianne fokus pada karier tenisnya. Pad 2019, ia sebenarnya sempat kembali ke Indonesia untuk mengikuti Jakarta 2019 Tennis Tournament, ITF.
Arriane bahkan sempat mengalahkan petenis Indonesia, Rifanty Kahfiani dengan skor 6-2 dan 6-3. Hingga saat ini ia mengkalungi 12 gelar ITF.
Salah satu petenis Belanda, Elise Tamaëla mengaku sangat bangga dengan capaian Arriane di tahun ini.
"Saya telah mengikuti Arianne beberapa waktu ke belakang. Ia sangat baik di tahun ini. Dia pemain yang mampu menjaga tekanan meski terkadang masih suka gelisah, yang membuatnya kehilangan keseimbangan," kata Elise.
Arrianne Hartono sendiri adalah keponakan dari mantan petenis Indonesia di era 80-an, Lukky Tedjamukti dan pelatih tenis putri Indonesia, Deddy Tedjamukti.
Laporan | : | Fadli |
Editor | : | Ruslan Amrullah |