Rabu, 12 Januari 2022 - 20:48 WIB
Ilustrasi penelitian
Artikel.news, Jakarta - Sejumlah ilmuwan yang menamakan diri Aliansi Anak Bangsa Peduli Riset dan Kemajuan Bangsa, pada 8 Januari 2022 membuat petisi yang ditujukan kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo.
Di dalam petisi itu, mereka menggalang dukungan publik agar Jokowi menghentikan proses peleburan puluhan lembaga penelitian ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Mereka menilai, peleburan itu justru menimbulkan persoalan baru menyangkut organisasi yang dapat menghambat masa depan penelitian di Indonesia.
"Urusan peleburan lembaga tersebut ternyata terbentur dengan aturan birokrasi yang berujung para peneliti terbaik di lembaga tersebut tidak berhasil direkrut. Padahal, mereka adalah peneliti teruji yang berpendidikan S3, S2, dan S1," demikian ungkap sejumlah para peneliti di dalam petisi yang menggunakan platform change.org, yang dikutip dari IDN Times, Rabu (12/1/2022).
Sejumlah nama ilmuwan dan cendikia ternama ikut serta di dalam petisi tersebut. Mulai dari Azyumardi Azra, Amin Soebandrio, Franz Magnis Suseno, Connie Bakrie hingga eks Kepala LIPI Lukman Hakim.
Berdasarkan pengamatan pada hari ini, total sudah ada 6.273 orang yang tanda tangani petisi tersebut. Mereka menargetkan bisa meraih 7.500 tanda tangan.
Dampak lainnya dari kebijakan tersebut yakni menyebabkan ribuan orang kehilangan pekerjaannya mulai 2022. Padahal, kini situasi masih dilanda pandemi Covid-19.
"Karena mereka bukan peneliti berstasus pegawai negeri sipil (PNS), melainkan pegawai/peneliti atas dasar kontrak jangka waktu tertentu, maka hubungan kerja diputus begitu saja memasuki 2022. Hal ini sudah terjadi di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan Kapal Baruna Jaya," kata mereka.
Diperkirakan, kata mereka, ada sekitar 1.500 hingga 1.600 peneliti yang akan kehilangan pekerjaannya. Hal itu lantaran akan ada 38 lembaga penelitian lainnya yang bakal dilebur ke dalam BRIN. Padahal, mereka sudah bekerja selama belasan hingga puluhan tahun di lembaga tersebut.
Di dalam petisi itu, sejumlah ilmuwan mengusulkan agar puluhan lembaga penelitian itu tak perlu dilebur ke dalam BRIN. Mereka minta agar BRIN difungsikan sebagai koordinator riset saja di Tanah Air.
"BRIN tidak perlu meleburkan berbagai lembaga riset yang ada," ujar mereka.
Mereka pun mengaku sepakat dengan ide Presiden Jokowi untuk membenahi, meningkatkan efektivitas dan efisiensi lembaga-lembaga penelitian demi mendukung pembangunan nasional. Sebab, Jokowi memiliki mimpi ada generasi emas penelitian Indonesia pada 2045 mendatang.
"Dengan senang hati kami akan menyampaikan pemikiran dan ide-ide kami mengenai berbagai permasalahan yang sangat mendasar, yang dihadapi oleh lembaga-lembaga penelitian di negara ini," tutur mereka lagi.
Laporan | : | Wahyu |
Editor | : | Ruslan Amrullah |