Kamis, 25 November 2021 - 19:08 WIB
Ilustrasi teknologi digital
Artikel.news, Makassar - Keberadaan teknologi digital diprediksi bakal mampu mengubah peta karier di suatu negara termasuk Indonesia.
Jika 10 tahun lalu, banyak lulusan perguruan tinggi memilih untuk melamar pekerjaan sebagai karyawan dan merintis karier di kantor-kantor yang sudah mapan, kini para lulusan profesional itu bisa membuka kantor mereka sendiri secara digital.
Peluang usaha rintisan bagi lulusan universitas yang ingin menjejaki karier secara mandiri ini menjadi sorotan Murray Hurps, Director of Entrepreneurship University of Technology Sidney (UTS).
Murray mengatakan bahwa teknologi digital sangat membuka kesempatan bagi orang-orang yang memiliki kemampuan.
“Dengan teknologi digital orang bisa dengan mudah mendapatkan klien atau konsumen. Kemampuan profesional yang dimiliki bisa dikolaborasikan dengan kesempatan yang terbuka karena teknologi digital mendekatkan segalanya,” kata Murray dalam webinar UTS Katadata bertema “The Future of The Digital Economy in Indonesia”, yang dikutip dari Beritasatu.com, Kamis (25/11/2021).
Murray mencontohkan, kalau dulu seorang lulusan akuntansi harus bekerja di kantor akuntansi yang sudah mapan. Kini para lulusan profesional itu bisa jadi menawarkan jasanya sendiri secara digital.
“Jadi di masa depan, mereka yang baru lulus tidak perlu cemas dengan karier karena mereka bisa menciptakan pekerjaan sendiri,” kata Murray.
Di sesi yang sama, dengan moderator Mariam Kartikatresni dari UTS, Harya Putra, CPO & Co-Founder, Warung Pintar Group, mengatakan bahwa peluang dan inovasi tercipta dengan sangat cepat saat ini, semua berkat teknologi digital.
Di akar rumput seperti sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), teknologi digital telah diakses oleh para pengusaha kecil yang ingin usahanya bisa lebih maju.
Warung Pintar Group menciptakan sebuah aplikasi bernama Warung Pintar untuk memajukan usaha pemilik warung tradisional. Dengan aplikasi tersebut, pemilik usaha bisa memonitor warung seperti jumlah keuntungan, pengeluaran, serta stok barang.
“UMKM merupakan sektor yang menjadi penyokong ekonomi di Indonesia. Dulu pengusaha kecil berpikir bahwa teknologi digital hanya bisa diakses kaum elit, sekarang dengan segala kemudahaan penggunaan yang ditawarkan, pengusaha kecil juga mulai tertarik untuk mengadopsi teknologi digital,” kata Harya.
Didirikan sejak 2017, hingga saat ini lebih dari 500.000 warung sudah bergabung di dalam ekosistem Warung Pintar dan lebih dari 1.000 mitra Grosir Pintar.
Ekosistem ini juga menggandeng lebih dari 450 supplier, lebih dari 500 brand dan distributor serta 50 lebih gudang dan depot di lebih dari 200 kota dan kabupaten di Indonesia.
Fransisco Widjojo, alumni UTS yang kini menjadi managing partner Arkblu Capital menyampaikan bahwa masa depan ekonomi digital di Indonesia sangat bagus.
Dibandingkan negara lain seperti India dan Tiongkok, Indonesia juga punya potensi sangat besar untuk mengembangkan ekonomi digital.
Arkblu Capital adalah perusahaan investasi swasta yang berfokus pada kelas aset modal ventura di Indonesia.
Dengan total populasi hingga 270 juta, Arkblu berinvestasi di perusahaan rintisan terbaik dengan jumlah investasi awal hingga 500.000 dolar AS.
Perusahaan investasi ini masuk ke sejumlah perusahaan luar negeri yang berpotensi memberikan dampak positif bagi kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
“Banyak yang tanya kenapa Indonesia? Karena Indonesia populasinya banyak dan banyak anak muda dengan smart penetration tinggi. Indonesia juga memiliki banyak pulau sehingga akan ada banyak masalah yang harus diselesaikan,” kata Fransisco.
Sepuluh tahun lalu belum banyak startup di Indonesia dan sekarang telah bertumbuh sangat pesat sehingga ini bagus untuk investasi.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |