Rabu, 27 Oktober 2021 - 18:16 WIB
llustrasi tes PCR
Artikel.news, Jakarta - Muncul petisi di situs Change.or untuk menghapuskan aturan kewajiban test PCR bagi calon penumpang pesawat terbang. Setidaknya sudah ada 40 ribu orang sudah teken petisi tolak wajib tes PCR untuk penerbangan.
Petisi ini pertama dibuat oleh Dewangga Pradityo Putra, seorang engineer pesawat. Dalam posisinya, ia menganggap bahwa kebijakan yang mengharuskan seseorang melakukan tes PCR walaupun sudah divaksin dua kali, dapat menyebabkan penerbangan berkurang sehingga industri penunjangnya pun akan semakin kesulitan.
"Saya merasakan sekali dampak pandemi ini di pekerjaan. Penerbangan berkurang, teman saya juga ada yang dirumahkan jadinya. Padahal, sirkulasi udara di pesawat sebenarnya lebih aman karena terfiltrasi HEPA, sehingga udaranya bersirkulasi dengan baik, mencegah adanya penyebaran virus," tulisnya di petisi, yang dilansir dari Merdeka.com, Rabu (27/10/2021).
Permintaan yang sama juga dibuat oleh Herlia Adisasmita, seorang warga yang tinggal di Bali. Bagi Herlia, Bali yang bergantung pada pariwisata sangat mengharapkan kedatangan dari turis domestik, sehingga adanya peraturan wajib PCR dianggap akan memberatkan dan malah akan membuat industrinya semakin menghadapi keadaan yang sulit, terutama mengingat harga PCR yang terlampau mahal.
"Kami harus bagaimana lagi? Bangkrut sudah, nganggur sudah, kelaparan sudah, bahkan banyak di antara kami yang depresi, rumah tangga berantakan karena faktor ekonomi, atau bahkan bunuh diri," tuturnya.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta harga tes PCR diturunkan lagi menjadi Rp300.000. Menyusul keluhan masyarakat soal masih mahalnya harga tes PCR.
"Mengenai arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp300.000 dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," kata Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. usai mengikuti rapat terbatas terkait evaluasi PPKM dalam siaran youtube Sekretariat Presiden, Senin (25/10).
Keputusan tersebut setelah pemerintah mendapat masukan dan kritik dari masyarakat terkait dengan kebijakan PCR. Luhut juga menjawab terkait diwajibkannya PCR walaupun kasus dan level ppkm sudah turun.
Menanggapi itu, Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof Zubairi Djoerban merasakan keresahan masyarakat. Ia membayangkan berapa banyak duit yang harus dikeluarkan untuk memenuhi syarat perjalanan jauh menggunakan hasil tes PCR.
"Bayangkan kalau sekeluarga 4-5 orang," kata Zubairi dalam akun twitternya @ProfesorZubairi seperti dikutip dari merdeka.com, Rabu (27/10/2021).
Ia berharap pemerintah mencairkan subsidi.
"Harga tes PCR jadi Rp300 ribu sepertinya masih berat bagi sebagian besar kalangan. Apalagi jika diterapkan di seluruh moda transportasi. Bayangkan kalau sekeluarga 4-5 orang. Kekuatan pasar harus mendorong harga PCR terus turun--didukung pemerintah yang juga menerapkan subsidi," demikian cuitan Zubairi.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |