Kamis, 20 Mei 2021 - 20:32 WIB
Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diklaim telah bocor dan dijual secara online di forum Hacker Raid Forums. Informasi pribadi pada data yang bocor itu meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon bahkan kabarnya juga jumlah gaji.
Artikel.news, Jakarta - Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diklaim telah bocor dan dijual secara online di forum Hacker Raid Forums. Informasi pribadi pada data yang bocor itu meliputi NIK (Nomor Induk Kependudukan), nama, alamat, nomor telepon bahkan kabarnya juga jumlah gaji.
"Kalau lihat sampel yang diberikan kemungkinan besar datanya valid. Kalau dia bisa dapat seluruh data yah logikanya data base atau backup-nya yang jebol, data pusat," ujar pakar keamanan dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, dilansir dari Detik.com, Kamis (20/5/2021).
Ia menduga, sebenarnya kejadian ini ada hubungannya dengan extortionware yang marak. Jadi sebenarnya data tersebut terkena Ransomware dan korban diminta untuk bayar uang tebusan, tapi kemungkinan tidak mau bayar karena merasa ada backup-nya.
Menurut Alfons, pada masa sekarang ini pembuat ransomware terkadang melangkah lebih jauh ke extortionware. Jadi kalau korban tidak mau membayar sesuai keinginan hacker, maka data bocor akan dipublikasikan. "Itu dugaan saya ya," tambahnya.
Lebih lanjut, Alfons mengatakan, saat sekarang, rajin backup saja tidak cukup untuk melindungi data. "Harus dengan enkripsi semua datanya supaya kalau jebol datanya tetap tidak bisa dibuka. Dan juga karena operator atau manager yang WFH itu sering menjadi sumber celah keamanan menerobos sistem," sebutnya.
Alfons melanjutkan bahwa demi keamanan, harus ada solusi keamanan yg mumpuni seperti DoH DNS over Https dan cloud protection. Hal itu karena mengandalkan perlindungan konvensional saja seperti backup, antivirus tradisional dan firewall sudah tidak cukup memadai.
Mengenai apakah data bocor tersebut baru atau lama, jika melihat jumlah yang bocor tembus 270 juta, maka kemungkinan datanya cukup baru. Sedangkan sumber kebocorannya sendiri masih harus diselidiki lebih lanjut sebelum dapat diambil kesimpulan.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |