Sabtu, 30 Januari 2021 - 18:29 WIB
Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman kompak menghadiri puncak Dies Natalis Ke-25, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas), yang digelar secara virtual pada Sabtu, (30/01/2021).
Artikel.news, Makassar - Gubernur Sulsel Prof HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman kompak menghadiri puncak Dies Natalis Ke-25, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas), yang digelar secara virtual pada Sabtu, (30/01/2021).
Ketua TP-PKK Sulsel yang merupakan alumnus FKIP Unhas Liestiaty F Nurdin juga hadir pada kegiatan secara virtual ini.
Menurut Nurdin Abdullah, 25 tahun merupakan usia yang cukup dewasa dan mapan sebagai modal untuk meraih harapan lebih baik dan menjadikan FIKP terkemuka di Indonesia. Untuk itu, ia mengajak seluruh civitas akademika untuk lebih berkontribusi terhadap daya saing sumber daya manusia di Sulsel khususnya dan Indonesia pada umunya dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Nurdin menaruh harapan yang tinggi agar FIKP Unhas terus tumbuh dan berkembang, mengisi hari dengan mendidik mahasiswa untuk membangun masa depan Indonesia dengan karya, kreativitas dan inovasi serta dengan semangat kemajuan dan kebersamaan.
Provinsi Sulawesi Selatan diketahui memiliki 24 kabupaten/kota, dan hanya 5 kabupaten yang tidak berbatasan dengan pesisir. Memiliki 332 pulau dan 75 persen dan wilayahnya merupakan wilayah pesisir dan laut, garis pantai sekitar 1.937 Km dan luas perairan 266.877 Km/m2.
"Ini cukup memadai untuk kita kelola dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat," ujar Nurdin.
Dirinya melanjutkan bahwa, salah satu komoditi Sulsel yang pernah menjadi ikon dan kebangaan adalah udang windu (sitto). Oleh karena itu mengembalikan komoditi kejayaan Sulsel ini lebih berdaya saing adalah tugas yang harus dilakukan. Udang ini juga sudah tidak terpisahkan menjadi bagian budaya masyarakat Sulsel.
"Ini pernah menjadi peringkat kedua, setelah minyak untuk penerimaan devisa untuk negara kita," ungkap mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.
Maka peran civitas akademika Unhas sangat penting, seperti melakukan riset sesuai dengan kebutuhan yang ada, memanfaatkan kecerdasan buatan yang terintegrasi menuju hilirisasi industri perikanan. Dan alumni FIKP dapat mengaplikasikan ilmunya yang diperoleh selama pendidikan.
Gubernur juga menanggapi terkait beberapa komentar nelayan yang ditampilkan pada kegiatan ini, dimana membutuhkan alat tangkap dan kapal penangkap ikan yang lebih modern. Nurdin menyampaikan, bahwa Pemprov Sulsel berkolaborasi dengan PT Industri Kapal Indonesia (IKI) untuk membuat kapal nelayan.
Kapal ini lebih canggih dengan cost (biaya) lebih rendah dengan kecepatan lebih tinggi serta dilengkapi storage (penyimpanan hasil tangkap) yang lebih bagus.
"Kita juga harus pastikan para nelayan harus melek teknologi. Agar hasil tangkap lebih optimal. Nelayan ini terus kita bina sembari meregenerasi kapal-kapal nelayan dan beberapa pelabuhan perikanan," ujarnya.
Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengatakan, alumni dan FIKP dapat berperan lebih strategis dalam pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan dan perikanan.
“FIKP harus menjadi yang terdepan dalam mencapai visi-misi Unhas,” sebut Dwia.
Menurutnya, problematik masyarakat pesisir menjadi tugas yang harus di selesaikan, terutama mengentaskan kemiskinan. FIKP Unhas juga mendorong pertumbuhan di sektor kelautan dan perikanan. Potensi kelautan dan perikanan di Sulsel akan digarap berdasarkan ilmu pengetahuan. Selain bermitra dengan pemerintah daerah juga membuka kelas vokasi, seperti wisata bahari di Kabupaten Barru, dan dalam waktu dekat juga Kabupaten Selayar akan membuka kelas vokasi terkait.
Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Dr St Aisjah Farhum, menyampaikan, civitas akademika telah menunjukan peran dan baktinya di masyarakat. Peningkatan kualitas terus diupayakan, baik itu dari sistem dan kurikulum pembelajaran.
Adapun orasi ilmiah dibawakan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Laporan | : | Jannah |
Editor | : | Ruslan Amrullah |